Banyak pasangan muda yang memilih menikah dahulu, lalu berpikir memiliki hunian kemudian.
Hal ini tentu bukan hal yang salah, terlebih biaya pesta pernikahan saat ini memang terbilang tinggi sehingga banyak orang memilih untuk mengebelakangkan urusan hunian.
Jika Anda termasuk pasangan muda yang berpikir demikian, maka yang kini harus dipikirkan adalah bagaimana caranya untuk memiliki hunian sebagai kebutuhan prioritas setalah menikah.
Ada banyak jalan yang dapat Anda tempuh untuk mewujudkan prioritas ini. Di antaranya sebagai berikut:
Meski cara ini terbilang klasik, namun dalam menjalankannya harus ada komitmen bersama.
Komitmen ini berupa kesepakatan berapakah penghasilan Anda dan pasangan yang harus disisihkan untuk ditabung.
Sebagai contoh, Anda dan pasangan sepakat menyisihkan penghasilan perbulan sebesar 30% untuk ditabung.
Kesepakatan inilah yang menjadi komitmen bersama untuk dijalankan. Bila sudah demikan, maka uang yang disisihkan ini jangan pernah diganggu untuk kepentingan apapun.
Untuk itu, Anda harus menempuh cara lain untuk mempercepat mengumpulkan pundi-pundi uang.
Salah satu caranya yang dapat dipilih ialah investasi.
Sama halnya dengan menabung, dalam hal ini Anda juga perlu menyisihkan penghasilan untuk diinvestasikan.
Pilihlah produk investasi yang aman dan punya kecendrungan nilai terus meningkat.
Sebagai himbauan, jangan pernah tergiur dengan tawaran investasi yang mengimingkan keuntungan berlimpah namun sumber tak kredibel (tidak jelas asalnya darimana).
Karena saat ini banyak sekali modus investasi bodong yang berujung pada penipuan. Untuk itu, Anda harus cermat melihat produk investasi yang akan Anda pilih agar tak menjadi korban penipuan.
Uang tabungan dan hasil investasi yang terkumpul bisa dijadikan uang muka atau DP cicilan.
Soal kredit, Anda bisa mengajukannya ke bank.
Jangan lupa manfaatkan program pemerintah yakni Kredit Perumahan Rakyat (KPR) yang bunganya terbilang ringan.
Tentunya pengajuan kredit ini harus diperthuingakan dengan matang.
Bila tidak, maka bisa-bisa Anda tak dapat memenuhi kebutuhan lain karena sebagian besar penghasilan hanya untuk bayar cicilan.
Untuk menghidari hal tersebut, Anda harus membedah penghasilan yang didapat.
Maksudnya, Anda harus membagi-bagi untuk apa saja penghasilan tersebut.
Contohnya seperti kebutuhan pokok, menabung/investasi, hingga biaya siaga kesehatan.
Bila pembagian awal selesai, barulah sisa uang dari penghasilan itu digunakan untuk cicilan perbulan.
Jadi Anda tinggal mencocokan biaya cicilan perbulan dengan sisa penghasilan tersebut.
Dengan begitu, Anda tak perlu takut kebutahan lain nantinya tak terpenuhi saat menjalankan kredit.
Hal ini tentu bukan hal yang salah, terlebih biaya pesta pernikahan saat ini memang terbilang tinggi sehingga banyak orang memilih untuk mengebelakangkan urusan hunian.
Jika Anda termasuk pasangan muda yang berpikir demikian, maka yang kini harus dipikirkan adalah bagaimana caranya untuk memiliki hunian sebagai kebutuhan prioritas setalah menikah.
Ada banyak jalan yang dapat Anda tempuh untuk mewujudkan prioritas ini. Di antaranya sebagai berikut:
1. Menabung Bersama
Pasca menikah, sebaikanya Anda dan pasangan membuka tabungan bersama untuk mengumpulkan uang.Meski cara ini terbilang klasik, namun dalam menjalankannya harus ada komitmen bersama.
Komitmen ini berupa kesepakatan berapakah penghasilan Anda dan pasangan yang harus disisihkan untuk ditabung.
Sebagai contoh, Anda dan pasangan sepakat menyisihkan penghasilan perbulan sebesar 30% untuk ditabung.
Kesepakatan inilah yang menjadi komitmen bersama untuk dijalankan. Bila sudah demikan, maka uang yang disisihkan ini jangan pernah diganggu untuk kepentingan apapun.
2. Investasi
Mungkin, mengandalkan tabungan akan membutuhkan waktu yang lama untuk bisa memiliki hunian.Untuk itu, Anda harus menempuh cara lain untuk mempercepat mengumpulkan pundi-pundi uang.
Salah satu caranya yang dapat dipilih ialah investasi.
Sama halnya dengan menabung, dalam hal ini Anda juga perlu menyisihkan penghasilan untuk diinvestasikan.
Pilihlah produk investasi yang aman dan punya kecendrungan nilai terus meningkat.
Misalnya Anda bisa mencoba berinvestasi properti, deposito, obligasi pemerintah, reksadana atau saham.
Sebagai himbauan, jangan pernah tergiur dengan tawaran investasi yang mengimingkan keuntungan berlimpah namun sumber tak kredibel (tidak jelas asalnya darimana).
Karena saat ini banyak sekali modus investasi bodong yang berujung pada penipuan. Untuk itu, Anda harus cermat melihat produk investasi yang akan Anda pilih agar tak menjadi korban penipuan.
3. Pertimbangan Kredit
Bila Anda berpikir untuk mempercepat memiliki hunian, namun biaya yang dikumpulkan belum mencukupi, maka mempertimbangan kredit bisa menjadi solusi.Uang tabungan dan hasil investasi yang terkumpul bisa dijadikan uang muka atau DP cicilan.
Soal kredit, Anda bisa mengajukannya ke bank.
Jangan lupa manfaatkan program pemerintah yakni Kredit Perumahan Rakyat (KPR) yang bunganya terbilang ringan.
Tentunya pengajuan kredit ini harus diperthuingakan dengan matang.
Bila tidak, maka bisa-bisa Anda tak dapat memenuhi kebutuhan lain karena sebagian besar penghasilan hanya untuk bayar cicilan.
Untuk menghidari hal tersebut, Anda harus membedah penghasilan yang didapat.
Maksudnya, Anda harus membagi-bagi untuk apa saja penghasilan tersebut.
Contohnya seperti kebutuhan pokok, menabung/investasi, hingga biaya siaga kesehatan.
Usahakan dalam pembagian ini, prioritaskan kebutuhan yang benar-benar penting.
Bila pembagian awal selesai, barulah sisa uang dari penghasilan itu digunakan untuk cicilan perbulan.
Jadi Anda tinggal mencocokan biaya cicilan perbulan dengan sisa penghasilan tersebut.
Dengan begitu, Anda tak perlu takut kebutahan lain nantinya tak terpenuhi saat menjalankan kredit.
EmoticonEmoticon